
Ketua NU Kalteng HM. Wahyudi F Dirun saat memberikan sambutan dalam kegiatan Mujahadah Kemerdekaan di Baitul Quran NU Kota Palangka Raya.
Palangka Raya, Berita4terkini.com – Nahdhatul Ulama Provinsi Kalimantan Tengah bersama PW GP Ansor, PW Muslimat NU, PW Fatayat NU, PC NU Kota Palangka Raya dan PMII menggelar Mujahadah Kemerdekaan ke 80 di Baitul Quran PC NU Kota Palangka Raya Jalan Dr. Murjani, Rabu, 20 Agustus 2025.
Ketua PW NU Kalteng HM. Wahyudie F Dirun dalam sambutannya mengatakan pentingnya mujahadah kemerdekaan bagi warga nahdliyin. Hal ini mengingatkan kita kembali kepada resolusi jihad yang pernah diserukan pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.
“Kemerdekaan Republik Indonesia ini patut kita syukuri,” ucap Wahyudi.
Bentuk syukur ini dapat diimplemetasikan melalui bukti nyata dengan sikap nasionalisme, gotong royong, saling menghargai dan memahami Konsep Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Pengamalan dari Pancasila ini harus dipahami oleh warga NU, terutama bagi para pelajar yang masuk dalam kelompok generasi Z. Upaya ini akan terus kita lakukan melalui pembinaan generasi muda yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU), agar pemahaman mereka tentang Pancasila tidak bertentangan dengan yang dirumuskan oleh para pejuang kemerdekaan, tukasnya.
Sementara Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Nahdhatul Ulama (Lesbumi NU) Kalteng H. Muhamad Asran Dirun yang turut hadir dalam acara mengajak kepada generasi muda untuk mengisi kemerdekaan ini dengan menorehkan prestasi, bekerja keras, dan menjaga negara ini dari kaum penjajah.
KH. Zainal Arifin yang juga Rois Syuriah NU Kota Palangka Raya dalam tausiyahnya mengajak warga NU untuk saling menghormati, apapun organisasi dan agamanya. Hal ini ia contohkan dengan sikap tokoh NU KH. Idham Khalid dan tokoh Muhammadiyah Buya Hamka ketika menjadi Imam Sholat Subuh di atas kapal, saat berangkat haji.
Di mana saat Idham Khalid menjadi Imam Sholat Subuh yang dibelakangnya ada Buya Hamka, maka ia tidak membaca doa Qunut ketika bangkit dari ruku’. Meskipun dalam amaliyah NU membaca doa Qunut dalam sholat Subuh hukumnya sunnah muakad.
Begitupun sebaliknya ketika Buya Hamka menjadi Imam Sholat Subuh yang di belakangnya ada Idham Khalid, maka ia pun membaca doa Qunut, terang KH. Zainal Arifin.
Lebih lanjut KH. Zainal Arifin dalam tausiyahnya menyebutkan ada 5 keafiatan dunia dan 5 keafiatan akhirat yang kita minta dalam doa kemerdekaan ini.
Yaitu mensyukuri kemerdekaan ini sebagai anugerah dari Allah SWT, yang hingga saat ini Indonesia dalam keadaan aman dan damai. selebihnya kita juga meminta keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, dengan disehatkannya badan, dipanjangkannya umur dan terlepas dari siksa kubur dan api neraka, tutupnya.
Kegiatan Mujahadah Kemerdekaan di awali dengan sholat Magrib berjamaah, sholat Hajat, pembacaan Shalawat Nariyah, Sholat Isya, tausiyah dan doa bersama.
Turut hadir dalam kegiatan Mujahadah Kemerdekaan di Baitul Quran, Rois Syuriah NU Kalteng KH. Chairuddin Halim, Katib Syuriah NU KH Abdul Wahid AHA, Plt Kanwil Kemenag Kalteng H. Hasan Basri, Wali Kota Palangka Raya Fairid Nafarin, Plt ITSNU Rozikin, Ketua GP Ansor Arjoni, Ketua Muslimat NU Nyai Hj. Rahmaniar, Ketua Fatayat NU Nyai Saidah Suriani, Ketua Lembaga dan Banom NU Kalteng, Ketua NU Kota Palangka Raya H. Sahrun, unsur forkopimda Kota Palangka Raya dan Binda Polda Kalteng. (MR)