Banjarmasin, Berita4terkini.com – Seorang kandidat Kepala Daerah harus mampu menawarkan solusi dan hal-hal baru untuk membangun daerah dimana dia mencoba mengabdi kelak. Karena sejatinya pada masa kini calon kepala daerah visi-misinya bukan formulasi gagasan semata dalam menghadapi tantangan -tantangan semata, namun memiliki visi solusi yang jelas.
Hal ini dikemukakan Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Taufik Arbain. Dalam keterangannya kepada sejumlah awak media, di Banjarmasin, Selasa (17/09) dia memiliki pandangan tersendiri terkait terkait urgensi visi dan misi seorang calon Kepala Daerah atau leader untuk sebuah perubahan dan pembangunan di daerah tempat dia berkompetisi.
“Setidaknya ini cara Kepala Daerah menawarkan gagasan, program kepada publik terkait arah dan orientasi apa yang akan dicapai pada daerah yg dipimpin apabila memenangkan kompetesi electoral,” ungkapnya.
Taufik Arbain sendiri memberikan pandangan langsung, pasca ramainya perbincangan di sejumlah media terkait kiprah Kandidat Kepala Daerah, mulai Gubernur, Bupati dan Wali Kota, menarik perhatian seorang Taufik Arbain. Pria yang juga, menyorot sosialiasi visi dan misi dari perpekstif sebagai salah satu syarat yang diwajibkan Komisi Pemilihan Umum Daerah di Kalsel.
“Visi misi ini sebenarnya memformulasikan gagasan tidak sekadar menjawab tantangan Pembangunan sebelumnya, tetapi juga menawarkan Solusi dan bahkan menawarkan hal-hal baru,”ujarnya lagi.
Taufik Arbain membeberkan pula, sesungguhnya pula rancangan atau formulasi visi dan misi itu harus berisi pikiran-pikiran teknokratik yang beranjak dari data dan fakta sebelumnya. Selanjutnya mampu mengkombinasikan dengan RPJMD dan RPJMN sebelumnya.
“Hal ini agar terjadi keselarasan Pembangunan berjenjang, dan terdeteksi dengan baik Langkah visi-misi yang dibuat. Selanjutnya dinarasikan dengan program yang bernuansa kebijakan teknokratik, tetapi juga kebijakan populis,” beber Taufik Arbain.
Karena itu Taufik Arbain juga menilai nuansa kebijakan Populis berupa program unggulan inilah oleh para tim formulasi Visi Misi dikampanyekan dengan massif dan dahsyat, dengan Bahasa yang menyentuh emosional publik dan direpresentasikan dalam berbagai instrument media
“Jadi tidaklah heran ada visi misi yang dengan Kalimat pendek, lalu menegaskan pada misi, dan memantapkan lewat program unggulan atau ada juga dengan pola akronim, untuk memudahkan pengingatan bagi public dan dibuat simple. Karena para tim Formulatur visi misi jelas tahu public itu maunya simple, mudah diingat dan “ngena pada jiwanya”!,” sebut pria yang juga Ketua Indonesian Association of Public Adminsitration Kalsel.
Arbain juga merincikan bahwa di sisi lain hal-hal yang berbau akademik tentu mudah dipahami kelompok-kelompok menengah ke atas.Sisi lainnya dalam struktur penduduk pemilih jelas masuk dalam rumus piramida penduduk, semakin ke atas semakin mengecil. Tetapi ini juga memiliki efek besar jika menengah ke atas bergerak pada kelompok milineal dan Gen Z yang berpendidikan dan berjaringan.
“ Jadi Visi Misi ini merupakan syarat yg diatur oleh Undang-Undang dan diserahkan kepada KPU, adalah ruang bagi paslon (pasangan calon) dalam menegaskan janji politiknya.Maka dari itu aktualisasi visi misi ini disampaikan saat kampanye, debat kandidat maupun distribusi informasi via ruang terbuka luar dan media sosial,” terangnya.
Lebih jauh Taufik Arbain juga menjelaskan, biasanya visi -misi terlebih disampaikan saat debat kandidat, adalah kaplingan kelompok menengah ke atas yang mencermati dengan kritis dan sangat sering kemudian mengkomunikasikan lagi lewat kelompok grassroot baik dalam bisik-bisik tetangga, respon tafsir baru di media sosial dan Gerakan polesan pada tim sukses lainnya. Disinilah akan ditemukam Gerakan kampanye yang dilakukan partisan Pilkada meski tidak menjadi bagian dari tim sukses.
Menurut pria yang sempat menimba ilmu di ULM Banjarmasin dan UGM Jogjakarta, efek visi misi salah satunya melewati jalur ini, apalagi personal yang mengkomunikasikan ini memiliki cara sendiri dengan tafsir sendiri baik melakukan Perambungan (pujian) maupun sebaliknya. Pergerakan inilah akan menemukan bermunculan relawan Tim sukses demi memenangkan pilihannya. Dan cara termudah adalah mensharenya via media sosial.
“Saat ini saja sebelum visi misi disosialisasikan KPUD misalnya, relawan tim sukses sudah masuk dalam ruang kampanye, apalagi sudah terlihat adanya Gerakan Buzer -buzer yang membuat Gerakan Negative dan Black Campaign untuk mendeskreditkan lawannya lewat Tiktok dan lainya, dengan pola membentur-benturkan dengan tokoh-tokoh charismatik, Rasis dan lainnya agar public tergiring. Tentu dengan adanya sosialisasi visi misi oleh KPUD bisa mengkondisikan partsipasi public pada ruang positive campaign dalam rangka menjaga Pilkada yang bermartabat,” demikian Taufik Arbain mengakhiri keterangan resminya di Banjarmasin.(red)