
Bandung, Berita4terkini.com – Wajah Kampung Tanjung Sari, Kelurahan Karangtengah, Kota Sukabumi, berubah signifikan setelah mengikuti Program Konsolidasi Tanah. Permukiman yang sebelumnya semrawut kini tampil lebih tertata dan hijau. Tak hanya itu, nilai tanah milik warga dilaporkan meningkat hingga tiga kali lipat, seiring dengan terbitnya sertipikat hak atas tanah yang memberikan kepastian hukum.
Program tersebut mendapat perhatian pemerintah pusat. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, secara simbolis menyerahkan sertipikat kepada warga, didampingi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Gedung Sate, Bandung, Kamis (18/12/2025).
Sutisna (53), warga setempat, menyebutkan bahwa Konsolidasi Tanah membawa dampak langsung terhadap nilai ekonomi lahannya. “Sekarang harga tanah bisa sampai satu juta sampai satu juta lima ratus rupiah per meter. Dulu hanya sekitar lima ratus ribu. Artinya naik hampir tiga kali lipat,” katanya.
Ia menuturkan, sebelum program berjalan, status tanah di kampungnya belum memiliki kepastian hukum yang kuat. “Dulu hanya pegang surat garapan dan SPPT. Sekarang sudah punya sertipikat resmi, jadi lebih aman dan tenang,” ujar buruh harian lepas yang memiliki tanah seluas 110 meter persegi tersebut.
Konsolidasi Tanah di Kampung Tanjung Sari mulai disosialisasikan pada 2024 dan tuntas pada 2025. Pelaksanaannya melibatkan sinergi lintas sektor, mulai dari Kementerian ATR/BPN melalui Kantor Pertanahan Kota Sukabumi, Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Kota Sukabumi, hingga pemerintah kelurahan.
Selain kepastian hukum dan peningkatan nilai lahan, perubahan fisik lingkungan menjadi manfaat paling nyata bagi warga. Jalan lingkungan kini tertata, sistem sanitasi lebih baik, serta rumah-rumah berdiri lebih teratur. “Sekarang punya jalan yang jelas, septic tank masing-masing, lingkungan juga bersih,” kata Sutisna.
Warga lainnya, Supendi (56), yang telah bermukim di kampung tersebut sejak 1994, mengaku bangga melihat perubahan besar di lingkungannya. “Dulu kawasan ini terkesan kumuh dan tidak teratur. Sekarang jauh lebih nyaman dan enak dipandang,” tuturnya.
Menurut Supendi, penataan kawasan juga berdampak pada meningkatnya kesadaran warga akan kebersihan dan ketertiban. Akses jalan yang lebih lebar turut mempermudah mobilitas kendaraan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran.
Keberhasilan Konsolidasi Tanah di Kampung Tanjung Sari dinilai menjadi contoh praktik penataan permukiman berbasis kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Program ini tidak hanya memperbaiki kualitas lingkungan, tetapi juga memperkuat aset dan kesejahteraan warga secara berkelanjutan. (Red/foto:ist)












